TEKS PIDATO MAULID NABI
Assalamu
Alaikum wr.Wb
Tiada kata yang pantas untuk diucapkan
kecuali memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rohmat, taufiq, dan hidayahnya kepada kita sekalian. Sehingga kita masih
dapat menikmati anugrah terindahnya berupa kesehatan serta oksigen yang kita
hirup tanpa harus membayar sepeserpun. Solawat serta salam mudah-mudahan tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari
jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang.
Santri-santri putri yang saya sayangi...
Tanggal 12 Rabiul Awal saat ini, yang
bertepatan pada tanggal … sebagian besar kaum muslim sedang merayakan maulid
Nabi Muhammad SAW, yang tidak lain merupakan warisan peradaban Islam yang
dilakukan secara turun temurun.
Dalam catatan historis, Maulid dimulai
sejak zaman kekhalifahan dinasti Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari
Fatimah az-Zahrah, putri nabi Muhammad. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan
panglima perang, Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah beliau
mengusulkan agar diadakan peringatan hari kelahiran nabi Muhammad. Tujuannya
adalah untuk mengembalikan semangat juang kaum muslimin dalam perjuangan
membebaskan Masjid al-Aqsha di Palestina dari cengkraman kaum Salibis.
Secara subtansial, perayaan Maulid
Nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk mengenalkan keteladanan nabi Muhammad
sebagai pembawa ajaran agama Islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan,
bahwa nabi Muhammad adalah pemimipn besar yang sangat luar biasa dalam
memberikan teladan agung bagi umatnya.
Dalam konteks ini, Maulid harus
diartikulasikan sebagai salah satu upaya transformasi diri atas kesalehan umat.
Yakni, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta
masyarakat madani(Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti
toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan,
keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme. Dalam tatanan sejarah
sosio antropologis Islam, nabi Muhammad dapat dilihat dan dipahami dalam dua
dimensi sosial yang berbeda dan saling melengkapi.
Pertama, dalam perspektif
teologis-religius, nabi Muhammad dilihat dan dipahami sebagai sosok nabi
sekaligus rasul terakhir dalam tatanan konsep keislaman. Hal ini memposisikan nabi
Muhammad sebagai sosok manusia sakral yang merupakan wakil Tuhan di dunia yang
bertugas membawa, menyampaikan, serta mengaplikasikan segala bentuk pesan
“suci” Tuhan kepada umat manusia secara universal.
Kedua, dalam perspektif sosial-politik,
nabi Muhammad dilihat dan dipahami sebagai sosok politikus andal. Sosok
individu Muhammad yang identik dengan sosok pemimpin yang adil, egaliter,
toleran, humanis, serta non-diskriminatif dan hegemonik, yang kemudian mampu
membawa tatanan masyarakat sosial Arab kala itu menuju suatu tatanan masyarakat
sosial yang sejahtera dan tentram.
Tentu, sudah saatnya bagi kita untuk
mulai memahami dan memperingati Maulid secara lebih mendalam dan fundamental,
sehingga kita tidak hanya memahami dan memperingatinya sebatas sebagai hari
kelahiran sosok nabi dan rasul terakhir yang sarat dengan serangkaian
ritual-ritual sakralistik-simbolik keislaman semata, namun menjadikannya
sebagai kelahiran sosok pemimpin.
Karena bukan menjadi rahasia lagi,
bila kita saat ini sedang membutuhkan sosok pemimpin bangsa yang mampu
merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan bagi masyarakat sosial yang ideal.
Kontekstualisasi peringatan Maulid jangan hanya dipahami dari perspektif
keislaman saja, melainkan harus dipahami dari berbagai perspektif yang
menyangkut segala persoalan. Misalnya: politik, budaya, ekonomi, maupun agama.
Santri-santri putri yang saya cintai...
Nabi Muhammad dilahirkan ke dunia. Datangnya
membawa tugas. Perginya meninggalkan bekas. Datangnya membawa tugas yang
diselesaikan dalam kurun waktu 23 tahun. Datangnya ke dunia diperintah untuk
memperbaiki budi pekerti(sholihah Akhlak), supaya ummat ini menjadi umat yang
sopan santun (makarimal akhlak).
Sopan terhadap siapa?
Sopan
terhadap Alloh yang telah menciptakan kita. Sopan terhadap Rosululloh. Sopan
terhadap agama yang kita peluk. Sopan terhadap diri sendiri. Sopan terhadap
orangtua. Sopan terhadap masyarakat. Sopan terhadap ibu pertiwi. Sopan terhadap
negara.
Sebelum makan membaca
bismillahirrohmanirrohim, adalah bentuk kesopanan
kita
kepada Alloh.Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan atas berkat Rohmat Alloh Yang
Maha Kuasa, adalah merupakan bentuk kesopanan para pendahulu kita kepada Alloh.
Mereka mengakui bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia ini bukan karena pemberian
sekutu, bukan pemberian Jepang dan bukan semata-mata karena perjuangan bangsa
Indonesia melawan Belanda. Tapi karena Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa.
Sebaliknya, menyebutkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia adalah karena hasil
perjuangan rakyat Indonesia adalah bentuk ketidak-sopanan kepada Alloh.
Sopan terhadap Rosululloh: Rosul
merupakan pintu gerbang agung agama. Maka sudah sepantasnya kita sopan kepada
Rosululloh. Dengan mengikuti perintah dan menjauhi larangan beliau, menghormati
anak cucu beliau(para habaib dan syrifah), serta memperbanyak membaca sholawat
untuk beliau.
Sopan kepada agama: Agama islam
mengajarkan kesucian. Karena itu kita harus sopan dalam beragama.
Sopan kepada diri sendiri: Bagaimana
kita diperintah untuk menutup aurat adalah bentuk kesopanan pada diri sendiri.
Pernahkah kita berfikir, jika sebuah kelapa dalam menjaga kemurnian dan jati
dirinya dia harus menutup diri dengan sabut yang tebal dan batok yang kuat? Lalu
sudahkah kita menjaga diri seperti buah kelapa?
Sopan kepada orang tua: Jangan sampai
kita durhaka seperti kisah malin kudang. Perlu kita ingat, Ketidak-relaan orang
tua itu menyebabkan seorang anak diazab oleh Allah SWT.
Sopan kepada masyarakat: Dalam
kehidupan ini kita tidak bisa keluar dari masyarakat, maka kita harus sopan kepada
masyarakat.
Sopan kepada ibu pertiwi: Hadis Cinta
tanah air adalah sebagian dari iman, adalah bentuk kesopanan kepada ibu
pertiwi.
Sedangkan pada siapa kita diajar untuk
santun?
Kita diajarkan santun kepada anak-anak yatim. Kita diajarkan santun
kepada para fakir miskin. Kita diajarkan santun kepada orang-orang yang
teraniaya, dan Kita diajarkan santun kepada orang-orang yang terkena bencana.
Semoga uraian ini bermanfaat. Mohon
maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.
wassalamu 'alaikum. wr. wb