Qs. 'Abasa : 1-42
001. (Dia telah bermuka masam) yakni Nabi Muhammad telah bermuka masam
(dan berpaling) yaitu memalingkan mukanya karena,
002. (telah datang seorang buta kepadanya) yaitu Abdullah bin Umi
Maktum. Nabi saw. tidak melayaninya karena pada saat itu ia sedang sibuk
menghadapi orang-orang yang diharapkan untuk dapat masuk Islam, mereka terdiri
dari orang-orang terhormat kabilah Quraisy, dan ia sangat menginginkan mereka
masuk Islam. Sedangkan orang yang buta itu atau Abdullah bin Umi Maktum tidak
mengetahui kesibukan Nabi saw. pada waktu itu, karena ia buta. Maka Abdullah bin
Umi Maktum langsung menghadap dan berseru, "Ajarkanlah kepadaku apa-apa yang
telah Allah ajarkan kepadamu." Akan tetapi Nabi saw. pergi berpaling darinya
menuju ke rumah, maka turunlah wahyu yang menegur sikapnya itu, yaitu
sebagaimana yang disebutkan dalam surat ini. Nabi saw. setelah itu, apabila
datang Abdullah bin Umi Maktum berkunjung kepadanya, beliau selalu mengatakan,
"Selamat datang orang yang menyebabkan Rabbku menegurku karenanya," lalu beliau
menghamparkan kain serbannya sebagai tempat duduk Abdullah bin Umi
Maktum.
003. (Tahukah kamu) artinya, mengertikah kamu (barangkali ia ingin
membersihkan dirinya) dari dosa-dosa setelah mendengar dari kamu; lafal
Yazzakkaa bentuk asalnya adalah Yatazakkaa, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada
huruf Za sehingga jadilah Yazzakkaa.
004. (Atau dia ingin mendapatkan pelajaran) lafal Yadzdzakkaru bentuk
asalnya adalah Yatadzakkaru, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada huruf Dzal
sehingga jadilah Yadzdzakkaru, artinya mengambil pelajaran dan nasihat (lalu
pengajaran itu memberi manfaat kepadanya) atau nasihat yang telah didengarnya
dari kamu bermanfaat bagi dirinya. Menurut suatu qiraat lafal Fatanfa'ahu dibaca
Fatanfa'uhu, yaitu dibaca Nashab karena menjadi Jawab dari Tarajji atau lafal
La'allahuu tadi.
005. (Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup) karena memiliki
harta.
006. (Maka kamu melayaninya) atau menerima dan mengajukan tawaranmu;
menurut suatu qiraat lafal Tashaddaa dibaca Tashshaddaa yang bentuk asalnya
adalah Tatashaddaa, kemudian huruf Ta kedua diidgamkan kepada huruf Shad,
sehingga jadilah Tashshaddaa.
007. (Padahal tidak ada celaan atasmu kalau dia tidak membersihkan diri)
yakni orang yang serba berkecukupan itu tidak beriman.
008. (Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera) lafal
Yas'aa berkedudukan sebagai Haal atau kata keterangan keadaan bagi Fa'il atau
subjek yang terkandung di dalam lafal Jaa-a.
009. (Sedangkan ia takut) kepada Allah swt.; lafal Yakhsyaa menjadi Haal
dari fa'il yang terdapat di dalam lafal Yas'aa, yang dimaksud adalah si orang
buta itu atau Abdullah bin Umi Maktum.
010. (Maka kamu mengabaikannya) artinya, tiada memperhatikannya sama
sekali; lafal Talahhaa asalnya Tatalahhaa, kemudian salah satu dari kedua huruf
Ta dibuang, sehingga jadilah Talahhaa.
011. (Sekali-kali jangan) berbuat demikian, yakni janganlah kamu berbuat
hal yang serupa lagi. (Sesungguhnya hal ini) maksudnya, surat ini atau ayat-ayat
ini (adalah suatu peringatan) suatu pelajaran bagi makhluk semuanya.
012. (Maka barang siapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya)
atau tentu ia menghafalnya kemudian menjadikannya sebagai nasihat bagi
dirinya.
013. (Di dalam kitab-kitab) menjadi Khabar yang kedua, karena
sesungguhnya ia dan yang sebelumnya berkedudukan sebagai jumlah Mu'taridhah atau
kalimat sisipan (yang dimuliakan) di sisi Allah.
014. (Yang ditinggikan) di langit (lagi disucikan) dari sentuhan
setan.
015. (Di tangan para penulis) yakni malaikat-malaikat yang menukilnya
dari Lohmahfuz.
016. (Yang mulia lagi berbakti) artinya, semuanya taat kepada Allah
swt.; mereka itu adalah malaikat-malaikat.
017. (Binasalah manusia) maksudnya, terlaknatlah orang kafir itu
(alangkah sangat kekafirannya) Istifham atau kata tanya pada ayat ini mengandung
makna celaan; makna yang dimaksud, apakah gerangan yang mendorongnya berlaku
kafir?
018. (Dari apakah Allah menciptakannya?) Istifham atau kata tanya di
sini mengandung makna Taqrir. Kemudian Allah menjelaskannya melalui firman
berikutnya:
019. (Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya)
menjadi 'alaqah, kemudian menjadi segumpal daging hingga akhir
penciptaannya.
020. (Kemudian untuk menempuh jalannya) yakni jalan ia keluar dari perut
ibunya (Dia memudahkanny
021. (Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur)
artinya, Dia menjadikannya berada di dalam kubur yang menutupinya.
022. (Kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali)
menjadi hidup kembali pada hari berbangkit nanti.
023. (Tidaklah demikian) artinya, benarlah (manusia itu belum
melaksanakan) belum mengerjakan (apa yang diperintahkan Allah kepadanya) yakni
apa yang telah diperintahkan oleh Rabbnya supaya ia mengerjakannya.
024. (Maka hendaklah manusia itu memperhatikan) dengan memasang akalnya
(kepada makanannya) bagaimanakah makanan itu diciptakan dan diatur
untuknya?
025. (Sesungguhnya Kami telah mencurahkan air) dari awan (dengan
sebenar-benarnya.)
026. (Kemudian Kami belah bumi) dengan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh dari
dalamnya (dengan sebaik-baiknya.)
027. (Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu) seperti biji gandum
dan biji jawawut.
028. (Anggur dan sayur-sayuran) atau sayur-mayur.
029. (Zaitun dan pohon kurma),
030. (dan kebun-kebun yang lebat) yakni kebun-kebun yang banyak
pepohonannya.
031. (Dan buah-buahan serta rumput-rumputan) yaitu tumbuh-tumbuhan yang
menjadi makanan binatang ternak; tetapi menurut suatu pendapat "Abban" artinya
makanan ternak yang berasal dari tangkai atau bulir gandum atau padi dan lain
sebagainya yang sejenis.
032. (Untuk kesenangan) sebagai kesenangan atau untuk menyenangkan,
penafsirannya sebagaimana yang telah disebutkan tadi pada surat sebelumnya (bagi
kalian dan bagi binatang-binatang ternak kalian) penafsirannya sama dengan yang
terdahulu pada surat sebelumnya.
033. (Dan apabila datang suara yang memekakkan) yakni tiupan sangkakala
yang kedua.
034. (Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya.)
035. (Dari ibu dan bapaknya.)
036. (Dari teman hidupnya) yakni istrinya (dan anak-anaknya) lafal Yauma
merupakan Badal dari lafal Idzaa, sebagai Jawabnya disimpulkan dari berikut
ini.
037. (Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup
menyibukkannya) yakni keadaan yang membuatnya tidak mengindahkan hal-hal
lainnya, atau dengan kata lain setiap orang pada hari itu sibuk dengan urusannya
masing-masing.
038. (Banyak muka pada hari itu berseri-seri) yakni tampak cerah
ceria.
039. (Tertawa dan gembira) atau bergembira, mereka itu adalah
orang-orang yang beriman.
040. (Dan banyak pula muka pada hari itu tertutup debu) artinya, penuh
dengan debu.
041. (Dan ditutup pula) diselimuti pula (oleh kegelapan) dan kepekatan
yang menghitam.
042. (Mereka itulah) maksudnya, orang-orang yang keadaannya demikian
adalah (orang-orang kafir lagi durhaka) yakni orang-orang yang di dalam dirinya
berkumpul kekafiran dan kedurhakaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar