Jumat, 05 April 2013

BERDO’A DI BULAN RAMADHAN

 
 
 Assalamu’alaikum Warahmatulloohi Wabarakaatuh
Alhamdulillahil Awwal qobla kullil awwal, wal aakhir ba’da kullil aakhir, lahul mulku walahulhamdu yuhyii wa yumiitu wa hua ‘alaa kulli syai-in qidiir. Asyhadu allaa ilaaha illallooh, wa asyhadu anna Muhammadar Rosuululloh, almab’uutsu rohmatallil ‘Alamiin.  Amma ba’du
Yang saya hormati  ______________________________________________________
Yang saya hormati  ______________________________________________________
Yang saya hormati  ______________________________________________________
Teman temanku : da’I / da’iyah yang dirahmati Alloh SWT
Sangat berbahagia pada hari ini, saya bisa tampil dihadapan saudara/saudari semua dalam acara ____________________   untuk menyampaikan sebuah judul :

BERDO’A DI BULAN RAMADHAN

Hadirin dan Hadirat yang saya mulyakan,
Aturan untuk shoum di bulan Ramadhan telah ditetapkan Allah SWT dalam surat Al Baqarah dari ayat 183 sampai ayat 187. Hampir seluruh ayat tersebut terdapat kata-kata shoum . Hanya ayat 186 yang tidak mengandung kata shoum:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ (١٨٦)
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam-kebenaran.”
                          
Sahabat da’I, da’iyah yang saya hormati,
Peletakan ayat ini diantara ayat-ayat tentang shoum Ramadhan bukan tanpa maksud. Kalau ditilik dari asbabun nuzul ayat ini adalah berkenaan dengan datangnya seorang Arab Badui kepada Nabi SAW yang bertanya: “Apakah Tuhan kita itu dekat, sehingga kami dapat munajat/memohon kepada-Nya, atau jauh, sehingga kami harus menyeru-Nya?” Nabi SAW terdiam, hingga turunlah ayat ini. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Marduwaih, Abussyaikh dan lain-lain).
Dalam ayat ini terdapat tiga syarat untuk diterimanya doa.
Pertama, doa tersebut harus dipanjatkan kepada-Nya secara langsung.
Kedua dalam berdoa adalah kita harus memenuhi segala perintah Allah SWT.
Ketiga adalah kita harus beriman kepada-Nya agar doa kita diterima.
Bapak-bapak, ibu-ibu, teman temanku  yang saya muliakan
Walaupun ayat 186 ini tidak mengandung kata shoum, tapi penempatan ayat ini menunjukkan pentingnya kita berdoa pada bulan Ramadhan. Hal ini sesuai dengan hadits nabi SAW:

“Orang yang berpuasa memiliki doa yang mustajab pada waktu berbuka.” (Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud)
Atau dalam hadits lain, nabi SAW bersabda:

“Ada tiga orang yang tidak akan ditolak doanya yaitu pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sehingga dia berbuka dan orang yang dianiaya. Doa mereka diangkat oleh Allah di bawah awan pada hari kiamat dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit dan Allah berfirman, ‘Demi keagungan-Ku, Aku akan menolongmu walaupun sesudah suatu waktu’” (Riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah)
Bapak-bapak, ibu-ibu yang saya muliakan,
Demikianlah, urgensi dari berdoa dalam bulan Ramadhan, semoga Allah senantiasa mengabulkan seluruh do’a kita semua, aamiin ya Robbal ‘alamin.
Demikian yang dapat saya sampaikan atas segala perhatian saya ucapkan terima
Wabillahittaufiiq wal hidaayah.
                  
Wassalamu’alaikum Warahmatulloohi Wabarakaatuh,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar