Jumat, 05 April 2013

KISAH DI AMPUTASINYA URWAH BIN ZUBAIR

Assalamu’alaikum Warahmatulloohi Wabarakaatuh
Alhamdulillahil Awwal qobla kullil awwal, wal aakhir ba’da kullil aakhir, lahul mulku walahulhamdu yuhyii wa yumiitu wa hua ‘alaa kulli syai-in qidiir.  Asyhadu allaa ilaaha illallooh, wa asyhadu anna Muhammadar Rosuululloh, almab’uutsu rohmatallil ‘Alamiin.  Amma ba’du
Yang saya hormati   ___________________________________________________
Yang saya hormati   ___________________________________________________
Yang saya hormati   ___________________________________________________
Teman temanku : da’I / da’iyah yang dirahmati Alloh SWT
Sangat berbahagia pada hari ini, saya bias tampil dihadapan saudara/saudari semua dalam acara ____________________   untuk menyampaikan sebuah judul :
KISAH DI AMPUTASINYA URWAH BIN ZUBAIR
Hadirin yan saya hormati,
Marilah sejenak kita merenung  terhadap sebuah kisah yang layak kita jadikan "ibrah" (pelajaran) bagi kita, di mana betapa luar biasanya buah keimanan dapat mengecilkan arti musibah duniawi.
Dikisahkan salah seorang  tabi'in bernama Urwah bin Zabir, yang Allah takdirkan salah satu kakinya dari lutut ke bawah sakit hingga membusuk. Tak lama kemudian didatangkan 4 orang Tabib sebagai upaya penyembuhan. Ternyata hasil diagnosa 4 Tabib menyimpulkan bahwa tidak ada cara lain kecuali harus diamputasi kaki yang membusuk tsb. Jika tidak, maka dikhawatirkan penyakitnya akan menjalar ke seluruh tubuh.
Ketika berita ini disampaikan kepada Urwah, dengan tenang dia mengatakan, kalau memang itu adalah keputusan para Tabib, kenapa tidak segera dilakukan ?
Bapak-bapak, ibu-ibu, teman-teman da’i/da’iyah yang dirahmati Alloh,
Sebelum pelaksanaan operasi, disodorkanlah oleh Tabib minuman kepada Urwah sambil mengatakan, silakan anda minum terlebih dahulu. Ketika Urwah mau meminumnya terciumlah aroma lain, maka dia bertanya, minuman apa ini ? “Arak”, kata Tabib. Maksudnya apa, tanya Urwah. Jawab Tabib: “supaya anda mabuk agar mengurangi sedikit rasa sakit karena sebentar lagi kaki anda akan kami gergaji mulai dari kulit, daging hingga tulang. Dan, tentu saja akan terjadi pendarahan yang luar biasa. Supaya darah tidak terus mengalir, maka sudah kami siapkan "kuali" dengan minyak goreng yang sudah mendidih. Setelah kaki anda dipotong agar jangan terus mengeluarkan darah maka kaki anda itu akan kami masukkan ke dalam kuali agar cepat kering.
Jawab Urwah, “Sungguh sulit diterima akal sehat jika ada seorang mu'min yang beriman kepada Allah lantas dia meminum sesuatu untuk menghilangkan akalnya. Sehingga dia sudah tidak ingat lagi siapa Tuhannya?
Betapa saya meragukan keimanan seseorang yang sampai mau meminum khamr sehingga dia tidak sadar bahwa Allah itu ada, bagaimana bisa diyakini keimanan seperti itu. Saya tidak ingin sedikit pun termasuk orang seperti itu, untuk itu buanglah jauh-jauh khamr dari depan mukaku”.
“Lantas apa yang mesti kami lakukan?”, kata Tabib. Urwah berkata: “setelah saya memberi isyarat dengan tangan saya, silakan laksanakan tugas kalian, gergaji kaki saya dan masukkan ke dalam kuali”. Lalu Urwah pun asyik  khusyu’ berzikir sampai kemudian dia angkat tangannya sambil terus berzikir memejamkan mata pertanda dia sudah siap untuk digergaji kakinya. Maka digergajilah kaki Urwah dan langsung dimasukkan dalam kuali.
Hadirin yang berbahagia
Urwah-pun pingsan. Setelah siuman, sambil tetap berbaring di tempat tidur, dia meminta kepada orang di sekelilingnya agar potongan kakinya tersebut setelah dimandikan dan dikafani dan sebelum dikuburkan dapat dihadirkan-kepadanya.
Dibawakanlah potongan kakinya dan sambil berbaring dia angkat potongan kaki itu sambil mengatakan, Ya Allah, Alhamdulillah, selama ini Engkau telah karuniakan saya dua kaki, kelak kaki ini akan menjadi saksi di akhirat nanti. Ya Allah, Demi Allah, saya tidak pernah membawa dia melangkah ke jalan yang tidak Engkau  ridhai. Kini, Engkau ambil yang hakikatnya adalah milik-Mu Ya Allah, innalillaahi wa inna ilaihi rajiuun, mudah-mudahan saya masih bisa memanfaatkan kaki yang tersisa ini. Lantas potongan kaki pun diberikan sambil ia meminta dikuburkan.
Nyaris tidak ada kesedihan, tapi tiba-tiba Urwah menangis. Orang yang  menyaksikan sejak awal itu berkomentar: “kami semula begitu merasa bangga dengan ketegaran anda, lalu kenapa engkau kini menangis, wahai Urwah ?” Beliau menjawab: “Demi Allah, hanya Allah yang Mahatahu, saya bukan menangis karena hilangnya satu kaki saya, yang hakikatnya milik Allah, tapi yang membuat saya menangis hanyalah kekhawatiran, apakah dengan kaki yang hanya tinggal satu ini saya masih bisa beribadah dengan sempurna kepada Allah ?
Allahu Akbar! Luar biasa keimanan Urwah, dunia menjadi kecil di mata orang mukmin seperti Urwah ini.
Teman-teman yang berbahagia,
Semoga kisah ini mampu mengetuk hati kita untuk menjadi hamba yang bersyukur dan bisa bersabar dengan ujian-ujian Allah SWT
Demikian yang dapat saya sampaikan atas segala perhatian saya ucapkan terima kasih.
Wabillahittaufiiq wal hidaayah.
                  
Wassalamu’alaikum Warahmatulloohi Wabarakaatuh,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar